Kesepian

Tamar Naomi
1 min readMar 23, 2022
Banyuwangi, East Java, Indonesia. Taken by me.

Kesepian merupai ombak yang berusaha meraih bibir pantai hanya untuk pulang kembali ke dirinya sendiri.

Kesepian merupai angin yang ingin duduk tenang bersama dirimu tapi dirinya adalah tentang bergerak.

Kesepian merupai kekosongan-kekosongan di laman kata sandi yang hanya paham akan satu nama untuk membuatnya hidup.

Kesepian merupai otak yang selalu bekerja untuk mencapai kata “benar” hanya untuk paham dirinya bukan hati yang punya rasa.

Kesepian merupai hingar bingar malam yang tak sabar untuk segera selesai dan pulang ke rumah.

Kesepian merupai kura-kura yang sibuk melindungi diri sendiri di balik tempurung dan pada akhirnya hanya bertemu dengan dirinya sendiri.

Kesepian merupai angkasa yang sebenarnya mengandung banyak isi, namun matamu hanya melihat satu titik cahayanya.

Kesepian muncul dari ketulusan yang hanya diseduh oleh abai.

Kesepian berasal dari tatap yang bertemu, namun hilang di balik cemas.

Kesepian mengakar pada usaha-usahaku untuk dilihat dan dikenali, namun terhempas energi yang berpusar pada dirimu sendiri.

Kesepian merangkak keluar saat hati dipaksa berharap karena katanya harapan itu selalu ada, sedangkan mata hanya melihat gelap.

Kesepian, ibu dari segala kesepian, merupai cinta yang tak punya rumah untuk pulang.

--

--

Tamar Naomi

My poems: Sometimes it's because I'm dramatic about my own life. Sometimes it's just an art - the humanness that I perceive and observe.